Selasa, 05 April 2011

Pemetaan Bisnis Proses Psikoterapi

Pemetaan Bisnis Proses Psikoterapi

Kasus 1 : Gangguan Phobia
Phobia adalah suatu ketakutan yang tidak rasional yang menyebabkan penghindaran yang disadari terhadap obyek, aktivitas, atau situasi yang ditakuti. Fobia spesifik: takut terhadap binatang, badai, ketinggian, penyakit, cedera, dsb. Fobia sosial: takut terhadap rasa memalukan di dalam berbagai lingkungan sosial seperti berbicara di depan umum, dsb.

Kasus 2 : Gangguan ADHD
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktifitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktifitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan. Hal ini ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu meninggalkan keadaan yang tetap seperti sedang duduk, atau sedang berdiri. Beberapa kriteria yang lain sering digunakan adalah suka meletup-letup, aktifitas berlebihan, dan suka membuat keributan.

Kasus 3 : Gangguan makan Anorexia
Anorexia nervosa dan bulimia nervosa adalah dua jenis gangguan pola makan yang paling populer. Bila bulimia adalah tindakan untuk mengurangi atau mempertahankan berat badan, maka anorexia adalah bentuk melaparkan diri secara sengaja. Bila bulimia dipicu oleh keinginin untuk menurunkan berat badan karena merasa sudah makan sangat banyak pada suatu kesempatan, maka anorexia dipicu oleh anggapan si penderita kalau ia masih mengalami kelebihan berat badan, padahal tubuhnya sudah sangat kurus.
Satu hal yang mengkhawatirkan mengenai anorexia adalah fakta bahwa kelainan ini berhubungan dengan kondisi psikologis si penderita. Bagi penderita anorexia, mengurangi berat badan merupakan cara untuk mencapai kebahagiaan dan dasar untuk mendapatkan kepercayaan diri. Anorexia menjadi cara yang tidak sehat untuk mengendalikan masalah emosional karena merasa tidak bahagia, mencapai kesempurnaan karena merasa badannya masih sangat gemuk, dan keinginan untuk mengendalikan tubuh sendiri dengan cara menolak makanan.

Tahap-tahap dalam melakukan Psikoterapi
1. Anamnesa
Pada tahap ini terapis melakukan wawancara terhadap klien untuk mendapatkan informasi tentang latar belakang klien serta masalah yang klien alami.
2. Rapport
Pada tahap ini terapis melakukan pendekatan dengan klien dengan berkomunikasi tentang hal apapun mengenai klien yang bertujuan untuk membangun kepercayaan klien dalam meminta bantuan terapis dalam mengatasi permasalahan yang sedang dialami.
3. Menggali atau mengidentifikasi masalah
Pada tahap ini terapis lebih aktif dalam mencari informasi mengenai masalah klien untuk menidentifikasi permasalahan apa yang sebenarnya dihadapi oleh klien.
4. Melakukan terapi
Setelah melakukan ketiga hal diatas, terapis dapat menetapkan teknik terapi apa yang akan diberikan kepada klien dalam mengatasi permasalahan.
a. Gangguan Phobia
Gangguan phobia ini dilakukan dengan menggunakan teknik Desensitisasi Sistematis.
• Klien diminta melakukan relaksasi.
• Terapis dank lien mencoba mengembangkan hirarki atau tingkat ketakutan atas sebuah stimulus
• Klien berlatih skill relaksasi ketika terapis mendeskripsikan kejadian dari hirarki tersebut.
b. Gangguan ADHD
Gangguan ADHD ini dilakukan dengan menggunakan teknik Play Therapy.
• Klien diajarkan oleh terrapis untuk mengekspresikan perasaan negative tanpa menyakiti orang lain
• Terapis memelihara sikap positif terhadap anak
c. Gangguan makan Anorexia
Gangguan makan Anorexia ini dilakukan dengan menggunakan teknik Kognitif Terapi.
• Mempertanyakan kebenaran pendapat klien secara empiris dan logis
• Menggunakan statement coping dan statement diri yang rasional dan berulang-ulang
• Mempertimbangkan hasil
- Keuntungan jika berubah
- Kerugian jika tidak berubah
• Menggunakan metode phsychoeducational (audio-video cassette)
• Response prevention (setiap akan memikirkan di cut---stop thinking)
5. Evaluasi
Pada tahap ini terapis mengkaji kembali hasil dari terapi yang telah diberikan terhadap klien yang mengalami gangguan fobia, ADHD dan gangguan makan anorexia. Jika terapi yang diberikan tidak berhasil atau tidak ada perubahan dari klien maka terapis dapat melakukan post therapy (terapi dengan teknik lain).
6. Post Therapy
Pada tahap ini akan dilakukan terapi yang berbeda dari terapi yang pertama diberikan kepada klien dan jika hasil dari terapi yang pertama tidak memiliki perubahan yang berarti bagi klien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar